Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencetak rebound tajam dengan mengakhiri pergerakannya melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan hari ini, Jumat (17/4/2020), di tengah penguatan pasar saham global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.634,82 dengan kenaikan tajam 3,44 persen atau 154,21 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (16/4/2020), IHSG berakhir tertekan di level 4.480,61 dengan pelemahan 3,14 persen atau 145,30 poin.
Indeks mulai bangkit dari koreksinya dengan langsung menanjak hampir 2 persen pada awal perdagangan Jumat (17/4). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG konsisten bergerak positif dalam kisaran 4.480,89-4.637,24.
Seluruh 10 sektor pada IHSG kompak berakhir di wilayah hijau, dipimpin infrastruktur (+6,04 persen), aneka industri (+4,11 persen), finansial (+3,83 persen), dan barang konsumsi (+3,55 persen).
Menurut Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang, kombinasi penguatan bursa Asia dan bursa berjangka Amerika Serikat menjadi katalis positif bagi IHSG.
Berdasarkan data Bloomberg, rata-rata indeks saham di Asia mengalami kenaikan tajam, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (+3,15 persen), Kospi Korea Selatan (+3,09 persen), Taiex Taiwan (+2,14 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (+1,32 persen).
Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China juga mampu menguat masing-masing sebesar 0,66 persen dan 0,98 persen kendati ekonominya dilaporkan berkontraksi pada kuartal I/2020. Indeks Hang Seng Hong Kong bahkan berakhir naik tajam 1,51 persen.
Indeks saham lain di Asia Tenggara tak ingin ketinggalan, di antaranya indeks FTSE KLCI Malaysia (+1,77 persen), Straits Times Singapura (+0,20 persen), dan SET 50 Thailand (+2,25 persen).
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific naik tajam 1,9 persen, futures S&P 500 AS melonjak 2,9 persen, dan indeks Stoxx Europe 600 menguat 2,8 persen pukul 8.19 pagi waktu London. Indeks MSCI All-Country World, yang melacak pergerakan saham di 47 negara, pun menanjak 0,9 persen.
Investor kembali ramai-ramai memburu aset berisiko di tengah optimisme yang didorong ekspektasi pemulihan ekonomi dari rencana pemerintah Amerika Serikat untuk memulai kembali kegiatan bisnis.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (16/4) mengumumkan pedoman baru bagi negara-negara bagian untuk mencabut aturan pembatasan yang telah diberlakukan pada warga dan bisnis demi membendung penyebaran virus corona (Covid-19).
Langkah ini diambil seiring dengan upaya Trump agar negara yang dipimpinnya itu dapat kembali fokus membangkitkan perekonomian yang rontok oleh pandemi Covid-19.
“Semua mata tertuju pada masa depan. Investor memandang lebih jauh dari sakadar musim laporan keuangan yang akan tetap buruk, dan bertaruh pada perbaikan ekonomi global yang lebih cepat dari perkiraan," ujar Banny Lam, direktur pelaksana di CEB International Capital Corp., seperti dikutip melalui Bloomberg.
Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) China dilaporkan berkontraksi -6,8 persen pada kuartal I/2020 dari tahun sebelumnya.
Perolehan ini menjadi kinerja terburuk bagi ekonomi China sejak setidaknya tahun 1992 ketika rilis resmi PDB kuartalan dimulai, sekaligus lebih buruk daripada proyeksi konsensus untuk penyusutan sebesar -6 persen.
Tak hanya itu, produksi pabrik dilaporkan turun -1,1 persen pada bulan Maret, penjualan ritel merosot -15,8 persen, dan investasi menurun -16,1 persen sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Namun, sebagian besar pelaku pasar telah berdamai dengan fakta kontraksi ekonomi pertama China dan menemukan kelegaan bahwa penurunan output industri sebesar 1 persen pada Maret jauh lebih baik dari perkiraan.
“Kunci bagi para investor adalah bahwa PDB tidak jauh lebih buruk dari yang diperkirakan, sehingga menghilangkan kekhawatiran akan kejatuhan ekonomi secara bebas ke dalam kontraksi yang jauh lebih tajam,” jelas Kepala Strategi Makro China di Standard Chartered Plc. Becky Liu.
Ia memperkirakan para pembuat kebijakan akan melanjutkan kebijakan fiskal dan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Di tengah menanjaknya pamor aset berisiko, kurs rupiah pun berhasil rebound dan ditutup menguat tajam 175 poin atau 1,12 persen ke level Rp15.465 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan nilai tukar rupiah antara lain didukung optimisme pasar seputar dicabutnya lockdown oleh negara-negara ekonomi terbesar seperti AS.
Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.
"manis" - Google Berita
April 17, 2020 at 04:03PM
https://ift.tt/3ake1Rg
Investor Optimistis, IHSG & Rupiah Dibungkus Manis Jelang Akhir Pekan - Bisnis.com
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Optimistis, IHSG & Rupiah Dibungkus Manis Jelang Akhir Pekan - Bisnis.com"
Post a Comment