Dayung menjadi salah satu nomor yang sering menyumbang emas khususnya pada ajang bergengsi SEA Games maupun Asian Games. Pun jangan disebut kejuaraan-kejuaraan dunia di nomor spesialis. Seperti perahu naga yang sukses menjadi juara dunia setelah menunggu 22 tahun.
Meski menjadi olahraga penyumbang prestasi, namun dayung memang bukan cabang olahraga yang populer di masyarakat Indonesia.
Beda halnya dengan bulu tangkis, ketika atlet Indonesia berjaya maka berbondong-bondong masyarakat Indonesia menjadi demam olahraga tersebut. Dari tingkat Rukun Tetangga (RT) hingga level atas menggelar kejuaraan dengan hadiah beragam pula tentunya.
Sementara dayung, mungkin hanya bisa dinikmati oleh sebagian kelompok masyarakat yang memiliki dukungan sarana prasarana yang cukup, seperti sungai yang bersih, dekat dengan waduk, atau laut. Sementara untuk di perkotaan, sudah tidak bisa diharapkan lagi, tentunya dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Ada beberapa spesialisasi dalam dayung seperti kayak, Canoeing Canadian, Rowing, Caboe Slalom, Dragon Boat (perahu naga), Canoe Freestlye, Raffting, dan Canoe Polo. Dari seluruh spesialisasi itu juga memiliki nomor beragam.
Sejarah mencatat dari penyelenggaraan kejuaraan multi event SEA Games maupun ASIAN Games, dayung menjadi salah satu penyumbang emas yang cukup banyak.
Berikut catatan dayung di ajang multi event,
1. Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan
Pada perhelatan Asian Games 2014, Indonesia tidak bisa berbuat banyak dalam perolehan medali. Kontingen Indonesia berada di peringkat 17 dengan merebut 4 emas, 5 perak, 11 perunggu.
Cabang dayung (rowing) hanya mempersembahkan medali perunggu di kelas Lightweight Quadruple Sculls putra oleh kuartet Isadi Ardi, Hadid Tanzil, Yakin Muhad, Ihram berada di posisi tiga dengan catatan waktu 6:09,80, di bawah Cina dan Hong Kong.
2. SEA Games 2015, Singapura
Timnas rowing Indonesia berhasil menjadi juara umum Rowing SEA Games 2015 dengan total perolehan 13 medali emas, enam perak dan empat perunggu. Medali yang direbut ini berasal dari 18 nomor yang dipertandingkan.
Spesialisasi Rowing menjadi yang terbanyak menyumbangkan medali dengan perolehan lima emas.
3. Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil
Indonesia mengirim dua atlet untuk cabang olahraga dayung di Olimpiade Rio 2016. La Memo, atlet 21 tahun asal Maluku bertarung di nomor Scull perseorangan putra. Sementara Dewi Yuliawati, atlet 19 tahun asal Jakarta bertarung di nomor Scull perseorangan putri.
La Memo gagal menyumbangkan medali karena hanya finish di tempat keempat pada babak perempatfinal Rowing. Senasib dengan La Memo, Dewi Yulianti juga gagal merebut medali setelah finish di posisi ke-5 dari 6 pendayung dalam babak final E.
Meski melaju sampai babak final, kesempatan Dewi untuk meraih medali sudah pupus sejak babak repechage atau babak di mana para pedayung yang gagal masuk ke perempat final secara langsung akan bertarung demi mengisi tempat yang kosong di 8 besar.
4. Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Indonesia
Pada ajang Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Cabor dayung Indonesia berhasil mempersembahkan satu medali emas, dua perak dan dua perunggu.
Kelima medali itu adalah satu emas dari LWT Men’s Eigth (LM8+), dua medali perak dari nomor M4X dan nomor Lightweight Men’s Four, ditambah dua perunggu dari nomor W4- dan nomor Women’s Pair.
Atlet dayung yang berhasil meraih medali emas yakni Hadid Tanzil, Yakin Muhad, Darmawan Rio Rizki, Ardianto, Button Ali, Ferdiansyah, Ihram, Isadi dan Hasbulloh.
5. Kejuaraan Dunia
Tim dayung spesialisasi Dragon Boat (perahu naga) Indonesia berhasil keluar sebagai juara umum kejuaraan perahu yang digelar di Nanning, China, pada Juni 2019.
Dalam kejuaraan itu sebanyak 64 tim dari China-ASEAN ikut dalam lomba perahu naga di nomor jarak 200 meter, baik untuk kelompok 12 pedayung maupun 22 pedayung.
Tim dayung Indonesia yang beranggotakan atlet Pelatnas itu berhasil finish di urutan pertama nomor 200 meter 22 pedayung. Indonesia juga juara di nomor 800 meter.
Terbaru pada Agustus 2019, tim perahu naga juga berhasil memperoleh medali emas dalam kejuaraan dunia yang digelar di Pattaya, Thailand. Pada ajang itu, Indonesia turun di nomor 22 pedayung campuran.
Pada Kejuaraan Dunia Dayung Perahu Naga ke-14 di Pattaya-Rayong, Thailand, 21-25 Agustus, tim Indonesia berhasil merebut 2 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu, dari 7 nomor lomba yang diikuti.
Atas prestasi tersebut Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelontorkan bonus sebesar Rp3,7 miliar kepada atlet dayung perahu naga yang baru saja mengharumkan nama bangsa pada Kejuaraan Dunia Perahu Naga 2019 di Thailand.
Pemberian bonus dilakukan langsung oleh Menpora Imam Nahrawi di lokasi pelatnas dayung di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (31/8). Hampir semua atlet dan pengurus PODSI hadir dalam pemberian bonus itu.
"Setelah sekian lama akhirnya kembali menjadi yang terbaik. Semua harus bergembira dan bahagia. Ini prestasi terbaik. Semoga ini menjadi motivasi untuk yang lain," kata Menpora Imam Nahrawi.
Menurut dia, apa yang diberikan belum sebanding dengan pengorbanan, perjuangan atlet, pelatih maupun pihak pengurus cabang olahraga yang secara konsisten melakukan pembinaan terhadap atlet terbaik Indonesia saat ini.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019
"manis" - Google Berita
September 07, 2019 at 04:08PM
https://ift.tt/2zXzShF
Perahu naga jadi prestasi manis dayung lima tahun terakhir - ANTARA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perahu naga jadi prestasi manis dayung lima tahun terakhir - ANTARA"
Post a Comment