Berburu durian di Karangasem punya sensasi tersendiri. Pembeli bisa memilih si raja buah dengan kualitas paling top berulang kali sampai pas. Tak ada varietas lain, hanya durian lokal. Namun rasa manis berpadu pahit jadi primadona bagi pemburu durian untuk singgah. Seperti apa?
AGUS EKA PURNA NEGARA, Amlapura
KARANGASEM juga jadi daerah produsen durian. Meski dominasi durian lokal, rasanya juga tak kalah jauh dengan di Buleleng. Ada sejumlah kecamatan produsen durian di kabupaten ujung timur Bali itu. Salah satunya Kecamatan Abang.
Jika durian kebanyakan tumbuh di lahan dataran tinggi, lain halnya di Abang. Banyak pohon durian yang tumbuh subur nan menjulang di setiap lahan perkebunan milik masyarakat. Lokasinya di dataran rendah. Meski begitu, soal rasa tak perlu diragukan. Tak ada pengaruhnya.
Menjelajahi Desa Abang, pohon durian lumayan banyak ditemui di Dusun Abang Kelod. Penikmat durian harus masuk lagi ke jalan dusun. Tiba pertama, pengunjung disuguhi pepohonan rimbun. Sangat sejuk dan banyak pohon durian tumbuh di sepanjang jalan.
Buah durian dengan durinya yang tak terlalu runcing sudah terlihat dari kejauahan. Menggantung hingga ke atas jalanan. Mata jadi melongok memandangnya. Suasana desa juga didukung dengan sebaran lapak penjual durian, menjajakan barangnya di depan rumah.
Salah seorang penjual durian, Ni Luh Arjani, mengaku masa panen durian dimanfaatkan membuka lapak dadakan meski harus menunggu setahun. Ini cukup membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Arjani punya misi khusus untuk mengenalkan durian Abang ke khalayak. "Kalau dijual ke tengkulak, belum tentu akan disebut dari Abang," sebut wanita 51 tahun itu.
Kualitas durian Abang sebenarnya tidak berbeda dengan durian lain yang tumbuh di dataran tinggi. Dia menyebutkan tidak ada varietas lain, hanya durian lokal. Bentuknya bermacam. Arjani pun mengaku punya pohonnya sekitar 20 pohon di sebelah rumah. "Namanya sih tidak ada. Dibilang ya duren Abang, karena tumbuh di Abang," ujarnya kepada Bali Express (Jawa Pos Group).
Arjani mengatakan, durian Abang cukup diminati. Makanya, para penjual tak pernah takut menjajakan durian di depan rumah. Pasti ada saja yang akan mampir mencicipinya. Soal kepuasan, Arjani memberikan si pelanggan untuk mencicip durian yang bakal dipilih sampai mendapat cita rasa yang dianggap pas.
Rasa manis bertabur rasa pahit sampai di akhir gigitan, membuat lidah ketagihan. Aroma wine-nya membuat hidung dan tenggorokan semriwing dan ngiler sebelum mencicip. Teksturnya yang legit dan creamy meluber hingga ke semua sudut rongga mulut. "Jadi makan tiga biji, lima biji gak bikin pusing," kata dia.
Anehnya, manis yang dihasilkan tidak sebanding dengan tampilan luar si durian. Bentuknya tidak beraturan. Tidak seperti durian kebanyakan yang lonjong atau bulat. Durinya runcing-runcing. Ada yang renggang agak tumpul. Malahan warnanya hijau kekuningan, namun setelah dibuka, aroma manis-pahit khas durian bikin calon penikmatnya ambyar.
Satu buah dihargai bervariatif. Mulai Rp 30 ribu sampai 50 ribu untuk jenis lokal. Dia juga menjual durian montong. Tapi jumlah yang dijajakan tak sebanyak durian lokal. Arjani juga tidak ragu memajang durian tupai. Bukan bentuknya mirip tupai, namun buahnya bekas digigit tupai.
Menurutnya, pemburu durian sejati pasti tahu kualitas durian tupai. "Biasanya kalau digigit tupai, pasti rasanya enak. Tupai mencari buah yang rasanya enak. Tapi tidak bisa digigit karena kulitnya tebal. Bisa dites. Ini banyak juga yang minat," ungkapnya.
Yang menarik, durian seukuran persis seperti bola sepak takraw mampu menghasilkan aroma vanila. Pahitnya tak begitu kentara. Tapi teksturnya sedikit kering. Kadar airnya sedikit. "Cocok untuk pecinta durian yang diabetes," ujar salah seorang pembeli, Sandra.
Pria asli Jakarta itu sengaja datang ke Abang untuk mencicipi durian. Dia mengaku tertarik mencicip semua jenis durian lokal yang tumbuh tiap pelosok Bali, termasuk Karangasem. "Saya diajak teman. Katanya durian Abang tidak kalah dengan di Buleleng," ujar Sandra seraya mencicipi langsung dua buah durian bersama rekannya.
(bx/aka/yes/JPR)
"manis" - Google Berita
February 17, 2020 at 08:15PM
https://ift.tt/2HykJXP
Durian Abang; Rasa Manis-Pahit ala Wine, Bekas Tupai malah Diminati - Jawa Pos
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Durian Abang; Rasa Manis-Pahit ala Wine, Bekas Tupai malah Diminati - Jawa Pos"
Post a Comment