Search

Penganan alus manis rambut nenek kian sulit ditemukan - Makassar Terkini

Keriuhan penggantian tahun baru bertepatan dengan hari libur pada 01/01/2020 . Suatu siang di Kota Makassar walau susana liburan pergantian tahun tak menyurutkan langkah seorang pria dalam menjajakan penganan di sebuah sudut lorong.

Alus manis demikian nama salah satu jajanan yang begitu melegenda pada era 80-an hingga 90-an , jajanan yang satu ini begitu menggoda para anak anak dimasa itu.

Tanpa dinyana , perjumpaan dengan penjaja penganan tradisional memunculkan kembali kenangan masa kecil dahulu.

Alus manis, demikian yang biasa disebut kepada pedagang yang satu ini. Namun dari tampilannya agak sedikit berbeda. Sang penjualnya membawa sebuah tempat yang mirip wadah terbuat dari kaleng mengkilap.

Dahulu penjual Alus manis memakai sebuah sepeda dengan wadah kaleng besar serta sebuah wadah tempat kertas kopi yang berwarna cokelat.

Gayung bersambut, dengan sedikit perbincangan bersama sang pedagang Alus Manis Rambut Nenek dengan tampilan sederhana.

Memakai topi sebagai penahan panas terik matahari, dengan kumis yang dibiarkan menumbuhi bibirnya namun tetap tersenyum dikala menyambut para pembeli.

” Ini adalah Alus manis rambut nenek ,” ujar Saudara Amin yang berasal dari Lombok.

Penganan ini biasa juga disebut juga dengan Gula Gending oleh masyarakat asal Lombok, yakni sejenis gulali yang begitu populer pada masanya, terutama bagi anak-anak pada masa itu.

Jajanan lokal khas Indonesia , Alusmanis rambut nenek sangat disukai karena memang rasanya manis dan enak.

Gule Gending berasal dari Bahasa Lombok, yakni Gule (Gula) dan Gending (menabuh gendang). Gula Gending adalah sejenis jajanan yang rasanya manis dengan bentuk serabut seperti rambut dan dijual dalam suatu wadah yang berfungsi sekaligus sebagai media gendang yang dimainkan untuk menarik calon pembeli.

Ada dua unsur sekaligus yang tertuang dalam gula gending ini, yakni unsur kesenian dalam wadah gendang dan juga unsur kuliner dalam Alus Manis.

Cara menjual Gula gending ini adalah para pedagangnya menyandang Rombong, yakni semacamwadah tempat jualan dengan tali dari kain di salah satu bahu sambil berkeliling menyasar tiap sudut kota, sambil menabuhnya sehingga tercipta sebuah alunan musik yang menarik minat pembeli.

Mungkin di beberapa tempat Gulali atau Alus manis rambut nenek yang dijual, juga ada beberapa di kota Makassar atau kota lainnya di Indonesia, namun yang membedakannya dari pedagang asal Kota Lombok adalah cara berjualannya yang menggunakan gending yang berfungsi juga sebagai wadah untuk membawa gulali.

Penganan lokal ini dipelajari secara turun temurun oleh pedagangnya yang berasal dari Kampung Kembang Kerang , Lombok Mataram.

Alus manis yang memiliki daya tarik bagi kanak kanak hingga dewasa membuatnya cukuplah sederhana namun haruslah penuh dengan kesabaran dan perhitungan yang tepat , sebab jika tidak maka dipastikan adonan bahan tersebut tidak dapat terbentuk seperti yang diharapkan.

Adapun bahan pembuatannya terdiri dari gula pasir, tepung terigu, minyak kelapa dan air bersih. Bahan tersebut dicampur dan melalui sebuah proses menjadi Alus Manis Rambut Nenek.

Penjual Gula gending juga sebagai pembuat gulali atau Alus manis dengan keahlian membuat juga diwariskan secara turun temurun, tidak sembarangan orang bisa membuatnya, salah sedikit saja maka hasilnya akan rusak.

Setelah bahan tersebut sudah jadi maka akan dimasukkan kedalam wadah Gending, yang juga ditabuh. Biasa juga disebut Rombong, terbuat dari alumunium lembaran yang dibentuk sedemikian rupa, yakni setengah lingkaran dan berongga dengan ukuran dan bentuk tertentu.

Alus manis yang telah jadi kemudian disimpan ke dalam wadah tertutup yang berada di tengah-tengahnya. Selanjutnya nampak beberapa buah kaleng kotak yang mengelilingi bagian depannya dijadikan sebagai sumber nada musik.

Permukaan wadah berfungsi sebagai bas. Jadi diperlukan keahlian khusus untuk membuat dan memainkan Rombong tersebut. suara yang dihasilkan cukup nyaring dan unik , suara alat musik inilah yang akan menjadi daya tarik pembeli, terutama anak-anak.

Proses pembuatan gulali ini biasanya pada malam hari, kemudian pada keesokan harinya siap dijual bersama jajanan kembangsusu yang berbentuk lonjong tipis memanjang.

Bersama para penjaja Alus manis yang berasal dari Kota Lombok, Saudara Amin menempati sebuah rumah di daerah Galangan kapal samping jembatan.

“keluarga saya ada di Lombok Mataram , namun ditinggal merantau sejak tahun 2002,” pungkas Saudara Amin sambil menyeka wajahnya dengan sehelai handuk yang menggantung di tas pinggangnya.

Disaat sekarang ini sudah sangat jarang sekali menemukan para penjaja penganan lokal Indonesia seperti Alus Manis Rambut Nenek di kota Makassar, selain karena penganan gulali yang modern bisa dengan mudah kita jumpai pada pusat perbelanjaan. Juga makin banyaknya penganan kekinian yang telah merambah khasanah kuliner di Kota Daeng ini.

Hiruk pikuk kehidupan Kota Makassar menjadi saksi dalam mencari rezeki bersama rekan perantau sesama pedagang Alus Manis Rambut Nenek demi mencari nafkah untuk keluarga tercinta.

Dung dang dung dang dong , alunan dari gendingAlus manis rambut nenek sayup sayup hilang di sudut lorong bersama langkah sang penjualnya.

Let's block ads! (Why?)



"manis" - Google Berita
January 02, 2020 at 09:11AM
https://ift.tt/2MOCvZU

Penganan alus manis rambut nenek kian sulit ditemukan - Makassar Terkini

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penganan alus manis rambut nenek kian sulit ditemukan - Makassar Terkini"

Post a Comment

Powered by Blogger.