Sekali lagi Mercedes-Benz menghadirkan sebuah SUV premium yang pepak dengan teknologi penunjang keamanan dan kenyamanan berkendara. Manis, bergaya, dan bertenaga adalah tiga kata yang mungkin bisa mewakili All New Mercedes-Benz GLE 450 ini.
Saat pertama kali melihat mobil ini diperkenalkan, Juni 2019, beberapa calon konsumen dan tamu undangan pun berdecak kagum saat melihat All New GLE 450 dipajang di Hotel Pullman, Jakarta.
Berbeda dengan “saudaranya”, Mercedes-AMG GLE 43 Coupe yang kesannya “gahar” dari berbagai sisi, penampilan GLE 450 lebih kalem. Manis dan bergaya adalah dua kata yang bisa mewakili penampilannya.
Dibandingkan GLE 400 generasi sebelumnya yang pernah Kompas coba beberapa tahun lalu, terjadi perubahan cukup besar pada desain eksteriornya. Dimensi panjang dan lebar yang berubah, serta penggunaan ban berukuran baru, membuat perubahan itu menjadi sangat terlihat.
All New GLE mengalami penambahan lebar hingga 87 milimeter (mm). Panjang kendaraan dan wheelbase juga bertambah signifikan. Panjangnya bertambah 100 mm dan wheelbase-nya bertambah 80 mm.
Perubahan panjang, lebar, dan jarak antarsumbu roda ini untuk mengakomodasi penambahan kursi penumpang, dari sebelumnya lima kursi menjadi tujuh kursi. Tambahan dua bangku penumpang di belakang menjadikan All New GLE ini salah satu SUV 7 tempat duduk termewah di kelasnya.
Beberapa perubahan ini membuat GLE anyar ini terlihat lebih ceper. Penggunaan ban berukuran 275/50R21 untuk versi completely built up (CBU) membuat imaji eksterior mobil makin lebar dan ceper. Versi rakitan lokal (completely knocked down/CKD) yang dibuat di pabrik Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang menggunakan ban berukuran 20 inci dengan ban berprofil lebih tebal.
Baca juga:
Penjualan Turun pada 2019, Mercedes Akan Lebih Agresif Tahun Ini
Jejak sejarah
Salah satu ciri khas desain eksterior All New GLE ini adalah tradisi pilar C yang masih mengikuti kontur pilar C pada generasi sebelumnya. Ciri desain ini bahkan sudah ada sejak era M-Class yang merupakan basis pengembangan GLE.
Menurut Dennis Kadaruskan, PR Department Head PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), desain pilar C ini memang tetap menjadi bagian desain khas GLE untuk tidak meninggalkan jejak sejarah “induk” seri SUV ini.
Perubahan signifikan juga terlihat di sisi interior. Ketika Anda memasuki kabin pengemudi, yang langsung mencolok adalah layar display MBUX (Mercedes-Benz User Experience) yang hampir memenuhi tiga perempat lebar dasbor.
Unit yang dicoba Kompas ini adalah unit yang diimpor utuh dari Jerman sehingga warna panel pada dasbor masih menggunakan lapisan aluminium berwarna perak. Warna perak ini membuat suasana menjadi terang, ditambah lagi bahan plafon berwarna abu-abu mengelilingi panoramic roof.
Akses yang Perlu, Cukup 1 Minggu
Telah hadir paket Kompas Digital Premium 1 minggu! Langganan sekarang dan nikmati akses referensi tepercaya untuk kebutuhan.
Adapun untuk versi CKD, ada perubahan pada warna panel dasbor dengan lapisan panel kayu open pore ash wood trim. Perubahan lain adalah bahan pelapis plafon kabin menjadi hitam.
Baca juga:
Mercedes-Benz Luncurkan All New GLE dan New GLC di Wanaherang
”Jinak” di kota
Ketika duduk di kursi pengemudi, Anda akan merasa lega. Layaknya seperti berada di restoran dengan servis premium, ketika Anda duduk, secara otomatis posisi kursi pengemudi akan menyesuaikan dengan tinggi tubuh, terutama jarak dengan lingkar kemudi agar pengemudi dapat mengendalikan mobil dengan aman. Dennis sempat mencontohkan cara mengaktifkan fitur ini melalui menu di layar MID.
Kalaupun dirasa masih kurang dengan pengaturan yang dilakukan oleh sistem MBUX terbaru ini, Anda bisa melakukan penyesuaian sedikit lagi secara manual agar posisi duduk dan jarak lingkar kemudi bisa nyaman.
GLE 450 ini dibekali mesin bensin enam silinder segaris berkapasitas 3.0 liter (2.999 cc) dengan turbo yang mampu menghasilkan tenaga hingga 367 HP pada putaran mesin 5.500-6.000 RPM. Sementara torsi puncak 500 Nm bisa dipetik pada 1.600-4.500 RPM.
Mengemudikan All New GLE ini di jalanan Ibu Kota perlu sedikit berhati-hati karena dimensi yang lebih lebar dari pendahulunya meski ketika di dalam kabin Anda tak merasa mengemudikan mobil besar.
Di jalanan Jakarta yang tak bisa diprediksi, Kompas lebih memilih menggunakan mode berkendara Eco atau Normal. Tenaga besar yang dihasilkan mesin bisa diredam dengan dua mode berkendara ini sehingga mengemudi menjadi lebih “jinak” dan nyaman di jalur perkotaan.
Sebaliknya, ketika berkendara dengan menggunakan mode Sport atau Sport+ di jalan bebas hambatan, baru terasa kemampuan mobil yang sesungguhnya. Tenaga yang dihasilkan mesin disalurkan ke empat roda melalui sistem all-wheel drive 4Matic, dengan tranmisi otomatis 9G-Tronic sembilan percepatan.
Yang patut disayangkan dari berbagai teknologi yang ditanamkan pada mobil ini adalah ketiadaan fitur Distronic Plus atau yang dikenal sebagai teknologi adaptive cruise control pada produk otomotif lain. Teknologi ini akan membantu pengemudi untuk menjaga jarak aman dan menyesuaikan kecepatan kendaraan dengan kendaraan yang melaju di depannya.
Baca juga:
Menjadikan Transisi Masa Depan yang Menyenangkan
"manis" - Google Berita
January 30, 2020 at 06:42AM
https://ift.tt/2vAHIz3
SUV yang Manis, Bergaya, dan Bertenaga – Bebas Akses - kompas.id
Bagikan Berita Ini
0 Response to "SUV yang Manis, Bergaya, dan Bertenaga – Bebas Akses - kompas.id"
Post a Comment